Minggu, 03 Agustus 2008

Rehat Sejenak "Baru Bisa Mimpi"

Indonesia merupakan negeri yang mempunyai kekayaan alam yang berlimpah, namun kenyataannya terbalik dengan kondisi penduduknya.

Si "Bondan" adalah salah seorang Dosen di salah satu Perguruan tinggi Negeri di Kota Antabaranta pada Negeri Impian. Rumahnya dekat dengan Bondan mengajar tentu saja hal ini sangat menguntungkan Bondan heheheheee.....bisa ngirit bensin. Bondan mempunyai penghasilan yang lumayan karena jabatannya pada tempat Bondan mengajar sangat tinggi. Dari gambaran diatas pastilah Bondan hidupnya sangat berkecukupan, disamping jabatan dan pangkat golongannya yang tinggi diapun sedikit sekali kehilangan uang bensin, disamping itu pendapatannya semakin diirit manakala setiap ada rapat selalu saja Bondan dapat jatah makan.
Pekerjaan Bondan yang mulia tersebut pastilah mengahasilkan pahala yang cukup Besar, karena dia menyumbangkan ilmunya dengan mengajar.

Bondan tiap hari berangkat ke Kampus untuk mengejar atau sekedar rapat untuk mendapatkan jatah bungkusan, lalu pulang. Rutinitas ini dilakukan tiap hari tanpa kenal lelah.
Materi kuliahpun sangat bondan kuasa karena diapun mempunyai gelar yang cukup banyak sampai S5, Yakni SD..SMP..SMA..SArjana...dan seterusnya....
Buku acuanpun sangat sulit didapat di toko buku karena lamanya bondan mengajar dan memakai buku referensi itu-itu saja, benar-benar buku yang "JADUL" (Jaman Dulu Banget gitu lo...) kali peninggalan kakek ASTAGINA???

Bondan lupa bahwa kehidupan di luar sana tidaklah sama seperti ril kereta api sebagaimana anggapan Bondan dalam memberi materi perkulihan tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat produktif yang selalu mengikuti zaman. Bondan sangat membanggakan ilmunya sehingga terlena dan ogah2an mengikuti perkembangan yang ada..wong gelarku juga tinggi...pikirnya...
Hal ini menyebabkan anak didiknya benar-benar ikutan JADUL pula, adakalah Mahasiswanya mencari refernsi kuliahnya di luar atau browsing Internet pastilah tidak ditemukan la wong nulis huruf "satu" aja masih "satoe" heheheeee....
Kondisi demikian benar-benar menguntungkan bagi Bondan karena menyebabkan Mahasiswa sangat kelabakan mengikuti kuliahnya yang super canggih menurut Bondan yang menyebabkan kelas yang di ajar Bondan nilainya hancur semua dan tak lulus semua....
Banyak Mahasiswa Bondan yang menyakan hasil Kuliahnya, tapi dengan entengnya Bondan Bilang sudah diambil orang untuk bahan Koleksi di suatu Museum...dasar orang pintar ada aja jawaban Bondan...hahahahaaaa.....
"Jadi kita harus ikutan test ulang dong Pak..." demikian pertanyaan Mahasiswa didiknya. "Betul kamu harus bayar untuk test ulang lagi, dan berlaku untuk semua kelas yang saya ajar", sahut Bondan dengan wibawa dan bangga tanpa perasaan bersalah sedikitpun karena sudah tampak didepan mata untung yang begitu banyak dengan Mahasiswanya yang mengikuti test ulang itu, lumayan bisa buat tambahan cicilan rumah....demikian pikiran Bondan....

Wah....wah.....benar benar kacau....

Bondan 1 orang sudah bisa menghasilkan Bondan yang lain sesuai dengan Jumlah Mahasiswa yang diajarnya, kalau saja disetiap perguruan tinggi ini ada satu Bondan pastilah negeri impian ini akan ikutan kacau pula...Mahasiswanya hanya bisa teori doang...praktikum hanya bisa bikin laporan doang...pekerjaannya hanya colok sana colok sini modul praktikum doang...kalau bikin tugas akhir tinggal pesan ke orang lain doang....weleh...weleh...weleh...jadi apa to mas..mbakyu...njenengan besok nanti kalau lulus....apa mau ngikutin jejak si Bondan....

Wes...rek...ndasku ngelu nek nerusno mending mikir lainnya aja hahahaaaaa.....
Siapapun yang mbaca tulisan ini nggak boleh tersinggung ya entik dosa lo, mending mawas diri semoga nggak ngikutin jejak si Bondan. Semoga sedikit gelitik kecil ini bisa menyadarkan kita dari alam bawah sadar dan menata ulang langkah kita ke depan demi "anak bangsa" negeri impian yang kita cintai ini...Amiiiinnn...dan mari berkarya...sukses selalu....

2 komentar:

Rochi News mengatakan...

ass pak,paktuker link ya pak,,jgn lupa di link back ya pak...dasarpengetahuan.blogspot.com

Imron Kuswandi M. mengatakan...

Siiip, Pak!